liontin Allah hilang dari video klip Katy Perry

Setelah dikecam oleh umat Islam sejagat akhirnya video klip Dark Horse milik penyanyi Katy Perry mulai diubah. Liontin Allah dalam bahasa Arab dihilangkan.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Jumat (28/2), sebelumnya diberitakan Shazad Iqbal, seorang pria muslim asal Kota Bradford, Inggris, telah meluncurkan sebuah petisi meminta YouTube menghapus video terbaru milik Perry dari situs mereka. Ini lantaran video itu memperlihatkan penyalahgunaan kata Allah.

Dalam video itu Perry memerankan seorang putri di Mesir kuno sedang berusaha mencari seorang lelaki ingin melamar dia, satu per satu pria tiba dengan hadiah yang mengecewakan sang putri, dan mereka semua dirubah menjadi pasir akibat petir dikeluarkan dari jari-jari perempuan itu.

Video klip ini sebenarnya ingin menawarkan sesuatu yang baru tetapi telah memicu kontroversi, setelah Iqbal memperhatikan pria pertama ingin melamar Katy Perry memakai kalung bertuliskan Allah. Dia langsung membuat sebuah petisi bagi YouTube untuk menarik video itu, dan menuduh video tersebut mempromosikan penghujatan.

Formulir di dunia maya itu telah menarik hampir 40.000 tanda tangan dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Australia, Arab Saudi, Pakistan, dan Bangladesh.

"Bentuk penghujatan sangat jelas disampaikan dalam video itu, karena Katy Perry (yang tampaknya berperan sebagai pihak berlawanan dengan Tuhan) menghancurkan orang dan kalung bertuliskan Allah itu dalam kobaran api," ujar Iqbal. "Ini adalah alasan untuk pengajuan petisi itu agar orang-orang dari berbagai lapisan kehidupan, agama yang berbeda, dan dari berbagai belahan dunia, setuju bahwa video itu mempromosikan penghujatan," katanya.

"Menggunakan nama Tuhan dengan cara tidak relevan dan tidak menyenangkan akan dianggap tidak pantas oleh agama apapun," lanjut Iqbal.

Setelah menandatangani petisi, Khan Bilal, dari Kota Birmingham mengatakan, 'Ini benar-benar menjijikkan di mana industri musik mengizinkan hal itu terjadi, musik seharusnya digunakan untuk menyebarkan cinta bukan kebencian'.

sumber. merdeka.com