Bangunan Belanda Jadi Warung Remang Ambruk, 1 Orang Tewas 4 Terluka

Suara gemuruh minggu (24/11) dini hari itu mengagetkan Sukedi, tukang becak yang sering mangkal di sekitar polder stasiun tawang. "Saya kira suara apa, ternyata ada bangunan roboh," katanya.

Tak hanya mengagetkan lelaki yang biasa mengayuh becaknya melintas di jalan merak kawasan Kota Lama ini saja, tapi juga Mak Besek, pemilik warung yang berada di depan bangunan yang ada di depan Polder Tawang dan berada persis samping pabrik rokok 'Praoe Lajar'.

Reruntuhan tembok dan bata bagian depan bangunan tak berpenghuni dua lantai peninggalan Belanda yang ditumbuhi pohon beringin menewaskan Jumiyati Endang (36). Sementara Wati (28), Saripah alias Mak Besek (55), Wagiyo (45) dan Sulis (27) mengalami luka-luka. Motor roda dua milik Mak Besek juga rusak tertimpa reruntuhan.

Saat itu, para korban sedang duduk-duduk di samping warung. Luka sobek di kepala sekitar 20 cm, patah tulang kering kaki kanan tak terhindarkan karena tidak sempat menyelamatkan diri reruntuhan bangunan.

"Saya tertidur di kios semi permanen depan gedung. Tiba-tiba ada suara gemuruh dan tembok ambruk seketika hingga tidak sempat menyelamatkan diri. Badan tertimbun tembok," ungkap Wagiyo.

Warga sekitar mengatakan, bangunan semi permanen berbahan kayu di depan bangunan yang ambruk kerap digunakan untuk warung remangremang. Sejumlah bangunan bangunan kayu lain juga terlihat berjajar di depan Polder Tawang itu.

Bangunan peninggalan Belanda itu memang berusia sekitar satu abad lebih. Selain termakan usia, kondisi tak terawat dihempas musim penghujan sehingga membuat bangunan kuno di Kota Lama Semarang rentan roboh.

Anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang Djoko Setijowarno mengatakan, ambruknya bangunan tua tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Semarang kurang serius dalam mengelola bangunan cagar budaya. "Selama ini banyak aset di kawasan kota lama diterlantarkan," tuturnya.

Ambruknya bangunan kosong di kawasan Kota Lama bukan kali pertama terjadi. Dengan robohnya bangunan cagar budaya yang berada di Jalan Merak, kawasan Kota Lama Semarang ini, berarti tahun ini ada tiga bangunan kuno roboh.

Sebelumnya pada pertengahan Januari dan April 2011, Bangunan cagar budaya kosong dua lantai di jalan Gelatik dan di Jalan Kepodang kawasan Kota Lama, roboh menimpa enam mobil dan tiga sepeda motor.

Ironisnya, hingga kini tidak teridentifikasi siapa pemilik dan pengguna bangunan tua itu. Pemerintah kota Semarang mengaku kesulitan mengidentifikasi pemilik bangunan-banguan tua yang mangkrak dan sengaja ditinggalkan pemiliknya. Alasannya karena tingginya biaya pemeliharaan bangunan.

semoga bermananfaat ya...